sumber gambar: www.cartoonstock.com/
Oleh: Yuris Fahman Zaidan[2]
Sejak abad ke 20 Plato diserang dari berbagai arah. Dalam tradisi
filsafat misalnya, Nietzche memandang Plato sebagai pemikir awal yang
menyebarkan sumber nihilisme di Eropa. Sementara Heidegger meyakini Plato telah
melupakan pembicaraan Ada dalam filsafat, dengan menyatakan bahwa Plato telah
mengawali sejarah metafisika—sejarah kelupaan akan ada. Dan Delueze menyerang
pemikiran Plato sebagai filsafat transendensi.[3]
Kritik besar-besaran pada pemikiran Plato juga bukan hanya hadir
dalam tradisi filsafat. Dalam lanskap sosial-ekonomi-politik, ajaran Plato
tentang Negara yang Adil pun tidak lepas dari kritikan. Adalah Karl Popper yang
mengritik habis-habisan konsep Negara Adil Plato sebagai sumber dari totaliterisme.
Anggapan Popper ini didasarkan pada negara yang diideal-Idealkan Plato,
sebagaimana ia tulis dalam bukunya: