Selasa, 10 Januari 2017

20 Oktober: Hari Osteoporosis Sedunia


sumber gambar:  halosehat.com
 
Oleh: Yuris Fahman Zaidan
International Osteoporosis Foundation (IOF) merupakan wadah bagi penderita, pakar kesehatan, dan perusahaan internasional yang berkaitan dengan osteoporosis. IOF dibentuk pada tahun 1998 sebagai gabungan dari European Foundation for Osteoporosis (EFFO) yang didirikan tahun 1987. Selain itu, IOF juga merupakan gabungan dari International Federation of Societies on Skeletal Diseases (IFSSD) yang berdiri tahun 1995. Kantor pusat IOF berada di Nyon, Switzerland. Sedangkan sekretariatnya terdapat di Lyon, Prancis—IOF Prancis. IOF juga turut memajukan Hari Osteoporosis Sedunia yang jatuh pada 20 Oktober tiap tahunnya.
Seperti yang ditulis Tandra (2009) dalam Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui Tentang Osteoporosis: Mengenal, Mengatasi dan Mencegah Tulang Kropos, secara bahasa osteoporosis berasal dari kata osteo yang artinya tulang, dan porous yang berarti berlubang-lubang atau keropos. Sedangkan secara istilah kedokteran dalam Jurnal Rasional, Vol. 10, No. 4, Maret 2013, osteoporosis adalah penyakit kronis tidak menular dengan penurunan kekuatan, kepadatan, dan struktur tulang hingga menyebabkan penderitanya rentan patah tulang.
IOF mengeluarkan prediksi yang cukup mengerikan dari hasil auditnya bertajuk The Asian Audit Epidemiology, Costs and Burden Osteoporosis in Asia 2009. Dari data yang diambil di 14 negara Asia itu, hasil cukup mengejutkan bahwa penderita osteoporosis meningkat dua sampai tiga kali lipat dari kurun waktu 1979-2009. Hal itu terjadi karena asupan vitamin D dan kalsium yang dikonsumsi masih rendah.
Data yang dikeluarkan Badan Litbang Gizi Depkes RI tahun 2006 menunjukan angka untuk osteopenia (osteoporosis dini) sebesar 41,7%. Sementara angka bagi pengidap osteoporosis sebesar 10,3%. Litbang juga menyebutkan sedikitnya ada lima provinsi yang masuk kategori risiko tinggi osteoporosis. Lima provinsi itu adalah Sumatra Selatan (27,7%), Jawa Tengah (24,2%), Yogyakarta (23,5%), Sumatra Utara (22,82%), dan Jawa Timur (21,42%).
Menurut pengendalian osteoporosis yang diterbitkan Departemen Kesehatan RI melalui Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1142/MENKES/SK/XII/2008, diperkirakan dua dari lima penduduk Indonesia berisiko mengalami osteoporosis.
Dari data di atas, osteoporosis merupakan penyakit yang harus diperhatikan secara serius. Bukan saja angka pengidap osteoporosis di Indonesia maupun di dunia yang cendrung meningkat, namun akibat dari penyakit ini pun tidak bisa dianggap remeh. Bahkan IOF menyatakan pada tahun 2010, osteoporosis per tahun yang menimpa perempuan lebih tinggi dibandingkan angka insiden gabungan antara stroke, jantung, dan kanker payudara.
Menurut data dari Infodatin: Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI (2015), ada dua faktor utama penyebab osteoporosis yakni faktor risiko yang dapat diubah dan faktor risiko yang tidak dapat diubah. Faktor risoko yang dapat diubah meliputi: kurang aktivitas fisik (berolahraga), asupan kalsium rendah, kekurangan protein serta paparan sinar matahari, kurang asupan vitamin D, terlalu tinggi mengkonsumsi kafein atau alkohol, merokok, hormon estrogen rendah, meminum beberapa jenis obat yang berakibat pada perapuhan tulang.
Sedangkan faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi: riwayat keluarga, jenis kelamin perempuan, faktor usia, ras asia dan kausia, menopause (tidak haid lagi karena usia lanjut), dan ukuran badan. Untuk faktor jenis kelamin perempuan maksudnya osteoporosis kerap kali menimpa perempuan karena pada usia 35 tahun hormon estrogen dalam tubuh cendrung menurun dan pada ibu hamil juga berisiko terkena osteoporosis karena pada saat hamil membutuhkan banyak kalsium. Sedangkan faktor ras asia dan kausia maksudnya ras kulit putih dan keturunan asia memiliki risiko lebih besar terkena osteoporosis. Hal itu disebabkan konsumsi kalsium perempuan asia cendrung rendah.
Mengingat persentase osteoporosis di Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata, maka penjagaan diri dari osteoporosis dirasa sangat penting. Tentunya masyarakat Indonesia harus menjauhi faktor-faktor osteoporosis seturut paparan di atas. Tidak ada cara lain selain ‘pencegahan’.
Osteoporosis selalu menyerang orang yang lanjut usia. Maka dari itu, pencegahan pun harus dilakukan sejak dini. Masa muda merupakan waktu terbaik untuk merawat tulang. Tentu di masa mudalah kita bisa dengan mudah berolahraga, dibanding masa tua. Oleh karena itu, di Hari Osteoporosis Sedunia ini, diharapkan muda-mudi Indonesia dapat melakukan pencegahan osteoporosis sejak sekarang. Jika anak sekarang bisa melakukan pencegahan osteoporosis, maka setelah anak-anak itu berusia lanjut kemungkinan besar mereka tidak terkena penyakit osteoporosis. Dan akhirnya angka penderita osteoporosis di Indonesia terus menurun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar