International Osteoporosis Foundation (IOF) merupakan wadah bagi penderita, pakar kesehatan, dan
perusahaan internasional yang berkaitan dengan osteoporosis. IOF dibentuk pada
tahun 1998 sebagai gabungan dari European Foundation for Osteoporosis
(EFFO) yang didirikan tahun 1987. Selain itu, IOF juga merupakan gabungan dari International
Federation of Societies on Skeletal Diseases (IFSSD) yang berdiri tahun
1995. Kantor pusat IOF berada di Nyon, Switzerland. Sedangkan sekretariatnya
terdapat di Lyon, Prancis—IOF Prancis. IOF juga turut memajukan Hari
Osteoporosis Sedunia yang jatuh pada 20 Oktober tiap tahunnya.
Seperti yang ditulis Tandra (2009) dalam Segala Sesuatu yang
Harus Anda Ketahui Tentang Osteoporosis: Mengenal, Mengatasi dan Mencegah Tulang
Kropos, secara bahasa osteoporosis berasal dari kata osteo yang
artinya tulang, dan porous yang berarti berlubang-lubang atau keropos.
Sedangkan secara istilah kedokteran dalam Jurnal Rasional, Vol. 10, No. 4,
Maret 2013, osteoporosis adalah penyakit kronis tidak menular dengan
penurunan kekuatan, kepadatan, dan struktur tulang hingga menyebabkan penderitanya
rentan patah tulang.
IOF mengeluarkan prediksi yang cukup mengerikan dari hasil auditnya
bertajuk The Asian Audit Epidemiology, Costs and Burden Osteoporosis in Asia
2009. Dari data yang diambil di 14 negara Asia itu, hasil cukup mengejutkan
bahwa penderita osteoporosis meningkat dua sampai tiga kali lipat dari kurun
waktu 1979-2009. Hal itu terjadi karena asupan vitamin D dan kalsium yang
dikonsumsi masih rendah.
Data yang dikeluarkan Badan Litbang Gizi Depkes RI tahun 2006
menunjukan angka untuk osteopenia (osteoporosis dini) sebesar 41,7%. Sementara
angka bagi pengidap osteoporosis sebesar 10,3%. Litbang juga menyebutkan
sedikitnya ada lima provinsi yang masuk kategori risiko tinggi osteoporosis.
Lima provinsi itu adalah Sumatra Selatan (27,7%), Jawa Tengah (24,2%),
Yogyakarta (23,5%), Sumatra Utara (22,82%), dan Jawa Timur (21,42%).
Menurut pengendalian osteoporosis yang diterbitkan Departemen
Kesehatan RI melalui Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1142/MENKES/SK/XII/2008,
diperkirakan dua dari lima penduduk Indonesia berisiko mengalami osteoporosis.
Dari data di atas, osteoporosis merupakan penyakit yang harus diperhatikan
secara serius. Bukan saja angka pengidap osteoporosis di Indonesia maupun di
dunia yang cendrung meningkat, namun akibat dari penyakit ini pun tidak bisa dianggap
remeh. Bahkan IOF menyatakan pada tahun 2010, osteoporosis per tahun yang
menimpa perempuan lebih tinggi dibandingkan angka insiden gabungan antara
stroke, jantung, dan kanker payudara.
Menurut data dari Infodatin: Pusat Data dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI (2015), ada dua faktor utama penyebab osteoporosis yakni
faktor risiko yang dapat diubah dan faktor risiko yang tidak dapat diubah.
Faktor risoko yang dapat diubah meliputi: kurang aktivitas fisik (berolahraga),
asupan kalsium rendah, kekurangan protein serta paparan sinar matahari, kurang
asupan vitamin D, terlalu tinggi mengkonsumsi kafein atau alkohol, merokok,
hormon estrogen rendah, meminum beberapa jenis obat yang berakibat pada
perapuhan tulang.
Sedangkan faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi: riwayat
keluarga, jenis kelamin perempuan, faktor usia, ras asia dan kausia, menopause
(tidak haid lagi karena usia lanjut), dan ukuran badan. Untuk faktor jenis
kelamin perempuan maksudnya osteoporosis kerap kali menimpa perempuan karena
pada usia 35 tahun hormon estrogen dalam tubuh cendrung menurun dan pada ibu
hamil juga berisiko terkena osteoporosis karena pada saat hamil membutuhkan
banyak kalsium. Sedangkan faktor ras asia dan kausia maksudnya ras kulit putih
dan keturunan asia memiliki risiko lebih besar terkena osteoporosis. Hal itu
disebabkan konsumsi kalsium perempuan asia cendrung rendah.
Mengingat persentase osteoporosis di Indonesia tidak bisa dipandang
sebelah mata, maka penjagaan diri dari osteoporosis dirasa sangat penting.
Tentunya masyarakat Indonesia harus menjauhi faktor-faktor osteoporosis seturut
paparan di atas. Tidak ada cara lain selain ‘pencegahan’.
Osteoporosis selalu menyerang orang yang lanjut usia. Maka dari
itu, pencegahan pun harus dilakukan sejak dini. Masa muda merupakan waktu terbaik
untuk merawat tulang. Tentu di masa mudalah kita bisa dengan mudah berolahraga,
dibanding masa tua. Oleh karena itu, di Hari Osteoporosis Sedunia ini,
diharapkan muda-mudi Indonesia dapat melakukan pencegahan osteoporosis sejak
sekarang. Jika anak sekarang bisa melakukan pencegahan osteoporosis, maka
setelah anak-anak itu berusia lanjut kemungkinan besar mereka tidak terkena
penyakit osteoporosis. Dan akhirnya angka penderita osteoporosis di Indonesia
terus menurun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar