Salah satu ciri khas dalam tradisi antropologi Marxian adalah
kekuatan produksi. Menurut Marx, kekuatan produksi berkisar pada wilayah
bagaimana manusia mengoptimalkan energi yang dimilikinya, serta bahan baku
material yang ada di sekitarnya (Mulyanto, 2014). Kekuatan produksi ini
berkaitan erat dengan alam sekitar, di mana masyarakat mampu mengubah serta
mengolahnya demi memenuhi kebutuhan materialnya (Mulyanto, 2011).
Marx juga berpandangan, kondisi dan/atau kesadaran manusia
ditentukan oleh kondisi objektif sekitarnya (Suryajaya, 2012). Dengan kata
lain, bukan kesadaran manusia yang menentukan