Ingatkah ketika merpati datang
mengantarkan surat kepada hati
bersama rerumputan hijau
aku tanam mawar
ku beri pupuk bernama rasa
lalu angin menyapu butiran-butiran cinta
menuju abadi
setelah tumbuh mawar
aku petik,
dan kuberikan
seiring gerimis telah memudarkan perselisihan
kini matahari terus menerangi
tak henti-hentinya padam
walau mendung berusaha masuk
guntur risihkan keadaan
ombak berdatangan
sampai magma ingin keluar
lalu hancurkan keadaan
tapi aku berpesan pada Tuhan
melalui bisikan malam
semoga cinta abadi
sampai burung-burung membawa ruh kita menuju illahi
tak ada lagi gagak yang hitamkan keadaan
kini hitam telah pudar
putih merpati telah menyapunya
akhirnya
putih mengantarkan kita menuju kedamaian
Selasa, 20 Desember 2011
Rabu, 14 Desember 2011
Jum'at
Pagi datang, bawakan dingin rasuki tubuh
Angin menyapa melalui dinding kamar
Tak ketinggalan, kabut hinggap di dedaunan
Burung mulai bertengger dipepohonan
Berkicau untuk pagi
Lalu matahari segera menjemput pada siang
Menjemput pada kesucian
Dimana adzan mulai berdatangan
Lalui gendang telinga sampai menyentuh hati
Menggerakan kita pada air suci
Ku siram tubuh sampai pudar kebencian
Setelah itu
Aku bersiap memasuki pintu kedamaian
Bersiap bertemu dengan-Nya
Semoga aku diterima
dan pintu dibukakan
Yuris Fahman Zaidan
09122011
Angin menyapa melalui dinding kamar
Tak ketinggalan, kabut hinggap di dedaunan
Burung mulai bertengger dipepohonan
Berkicau untuk pagi
Lalu matahari segera menjemput pada siang
Menjemput pada kesucian
Dimana adzan mulai berdatangan
Lalui gendang telinga sampai menyentuh hati
Menggerakan kita pada air suci
Ku siram tubuh sampai pudar kebencian
Setelah itu
Aku bersiap memasuki pintu kedamaian
Bersiap bertemu dengan-Nya
Semoga aku diterima
dan pintu dibukakan
Yuris Fahman Zaidan
09122011
Senin, 05 Desember 2011
Kepada Wanita Disana
Aku masih ingat ketika senyum itu kulihat
Ketika aku merangkai kata-kata
Dulu sebelum kau hilangkan rasa
Sinar selalu terangi hati
Tapi berbeda
Kini mendung datang
Gerimis telah menghapus cerita yang telah kita buat
Kini puisi itu bukanlah jejak
Bagimu hanyalah sebuah sampah
Tanah telah jadi saksi
Saksi dari selembar kertas berisikan puisi
Biarlah, biarlah bumi melahap rangkaian kata
Rangkaian kata yang telah kubuat bersama rasa
Mekar mawar kini telah layu
Cinta memudar
Memudar ditelan waktu
Ketika aku merangkai kata-kata
Dulu sebelum kau hilangkan rasa
Sinar selalu terangi hati
Tapi berbeda
Kini mendung datang
Gerimis telah menghapus cerita yang telah kita buat
Kini puisi itu bukanlah jejak
Bagimu hanyalah sebuah sampah
Tanah telah jadi saksi
Saksi dari selembar kertas berisikan puisi
Biarlah, biarlah bumi melahap rangkaian kata
Rangkaian kata yang telah kubuat bersama rasa
Mekar mawar kini telah layu
Cinta memudar
Memudar ditelan waktu
Langganan:
Postingan (Atom)