sumber gambar: oliveventures.com
Jauh-jauh hari,
Isa Ansory—seorang ulama terkemuka di Indonesia—kerap kali disebut tatkala
membicarakan sejarah terutama yang bertemakan ‘Islam dan komunisme’. Sikap Isa
Ansory dan Persis saat itu berada di garda terdepan dalam menolak komunisme.
Untuk melegitimasi penolakannya terhadap segala bentuk yang berbau komunis, Isa
dan Persis menerbitkan manifesto dan penolakan terhadap komunisme. Sepanjang
tahun 1953-1958 manifesto tersebut gencar disebarkan. Dan saat itu pula Isa
kerap kali menyudutkan dan menyerang komunis dengan menerbitkan majalah Anti
Komunis. Dikemudian hari, Isa lebih serius dalam mendakwahkan bahaya laten
dari komunisme di Indonesia dengan membentuk Front Anti Komunis pada September
1954 (Santosa, 2009: 171-172).
Walaupun dahulu
Ansary telah mengeluarkan ultimatum berkenaan dengan komunisme. Namun, saya
rasa tidak menjadi persoalan ketika kita membahas ulang komunisme. Di samping
isu-isu komunisme sekarang masih hangat, yang paling penting dalam diskusi ini
mengetahui duduk perkara komunisme. Hal tersebut menurut saya dirasa penting.
Supaya kritik yang kita lancarkan terhadap komunisme setidaknya tepat sasaran.